1. Amerika Serikat-Inggris dan Eropa barat.
2. Rusia dengan Eropa Timur
3. Cina dengan Korea Utara
4. Indonesia dengan Amerika Latin, Afrika dan Asia Tenggara dan Selatan
Pecahnya Rusia dan Cina sudah disaksikan Aidit semenjak di Beijing pasca pelariannya akibat peristiwa Madiun. Soekarno pun sudah menyaksikannya. Jadi secara luas sebenarnya gerakan Komunisme Internasional sudah tidak ada. Sekalipun Cina dan Rusia berlaku seolah-olah tetap mesra di dunia internasional, sebenarnya hanyalah cara untuk menakuti barat supaya terkesan mereka bersatu dan siap saling membantu. Sebab perpecahan mereka tidak menguntungkan mereka tetapi hanya barat. Di sinilah akhirnya kita mengerti mengapa Soekarno-Aidit mendirikan menara ke-3 dalam dunia Gerakan Marxisme atau secara literaris yang resmi adalah Gerakan Sosialisme ala baru.
Untuk mempermudah konsep baru ini Aidit bertugas mengambil alih kepemimpinan di dalam PKI. Aidit menyingkirkan semua tokoh-tokoh tua dari kunci-kunci kepemimpinan PKI, mengubur peristiwa-peristiwa pertentangan lama demi membuat “lembaran baru”. Aidit berperan besar dalam menyingkirkan secara baik-baik semua seniornya termasuk sang legenda Alimin. Aidit menyingkirkan senior-seniornya dengan alasan trend ideologi Marxis baru atau dengan alasan beberapa senior sudah banyak yang elitis. Aidit juga bertugas mempersatukan semua organisasi dan partai berpaham Marxis dibawah PKI. Kita tahu partai Marxis religius seperti Masyumi, PSI, Murba, Pesindo dll pun akhirnya hilang sehingga anggota serta simpatisannya merapat pada PKI.
Kita tahu bahwa dari sejarah hampir semua generasi kemerdekaan menjadikan Marxisme bacaan wajib mereka sekalipun mereka menggunakan baju Islam, Nasionalisme, atau Komunisme. Penggunaan baju-baju itu lebih kepada cara menarik massa atau kepentingan politik ketimbang benar-benar pertentangan konsep ideologis karena Marxisme sendiri semenjak Sneevliet mengajarkannya di Indonesia maka Marxisme disebarkan oleh tokoh-tokoh Sarekat Islam dan Ulama Minang. Soekarno berhasil mendirikan Gerakan Non-Blok (GNB), gerakan ini menakuti barat, bahkan PBB, karena GNB menjadi menara baru dengan “standar-standar perdamaian baru”. Soekarno pun berhasil mendirikan Konferensi Asia-Afrika. Sampai detik ini warisan pendirian menara ke-3 masih berbekas di negara-negara bekas anggotanya terutama mereka yang membawa paham-paham sosialisme contohnya negara-negara Amerika Latin saat ini.
Sumber:
http://manifestosenja.com/2013/04/menabu...Pasca Perang Dunia II bukan muncul pertentangan politik antara dua negara adikuasa tetapi 4 Blok Negara:
1. Amerika Serikat-Inggris dan Eropa barat.
2. Rusia dengan Eropa Timur
3. Cina dengan Korea Utara
4. Indonesia dengan Amerika Latin, Afrika dan Asia Tenggara dan Selatan
Pecahnya Rusia dan Cina sudah disaksikan Aidit semenjak di Beijing pasca pelariannya akibat peristiwa Madiun. Soekarno pun sudah menyaksikannya. Jadi secara luas sebenarnya gerakan Komunisme Internasional sudah tidak ada. Sekalipun Cina dan Rusia berlaku seolah-olah tetap mesra di dunia internasional, sebenarnya hanyalah cara untuk menakuti barat supaya terkesan mereka bersatu dan siap saling membantu. Sebab perpecahan mereka tidak menguntungkan mereka tetapi hanya barat. Di sinilah akhirnya kita mengerti mengapa Soekarno-Aidit mendirikan menara ke-3 dalam dunia Gerakan Marxisme atau secara literaris yang resmi adalah Gerakan Sosialisme ala baru.
Untuk mempermudah konsep baru ini Aidit bertugas mengambil alih kepemimpinan di dalam PKI. Aidit menyingkirkan semua tokoh-tokoh tua dari kunci-kunci kepemimpinan PKI, mengubur peristiwa-peristiwa pertentangan lama demi membuat “lembaran baru”. Aidit berperan besar dalam menyingkirkan secara baik-baik semua seniornya termasuk sang legenda Alimin. Aidit menyingkirkan senior-seniornya dengan alasan trend ideologi Marxis baru atau dengan alasan beberapa senior sudah banyak yang elitis. Aidit juga bertugas mempersatukan semua organisasi dan partai berpaham Marxis dibawah PKI. Kita tahu partai Marxis religius seperti Masyumi, PSI, Murba, Pesindo dll pun akhirnya hilang sehingga anggota serta simpatisannya merapat pada PKI.
Kita tahu bahwa dari sejarah hampir semua generasi kemerdekaan menjadikan Marxisme bacaan wajib mereka sekalipun mereka menggunakan baju Islam, Nasionalisme, atau Komunisme. Penggunaan baju-baju itu lebih kepada cara menarik massa atau kepentingan politik ketimbang benar-benar pertentangan konsep ideologis karena Marxisme sendiri semenjak Sneevliet mengajarkannya di Indonesia maka Marxisme disebarkan oleh tokoh-tokoh Sarekat Islam dan Ulama Minang. Soekarno berhasil mendirikan Gerakan Non-Blok (GNB), gerakan ini menakuti barat, bahkan PBB, karena GNB menjadi menara baru dengan “standar-standar perdamaian baru”. Soekarno pun berhasil mendirikan Konferensi Asia-Afrika. Sampai detik ini warisan pendirian menara ke-3 masih berbekas di negara-negara bekas anggotanya terutama mereka yang membawa paham-paham sosialisme contohnya negara-negara Amerika Latin saat ini.
1. Amerika Serikat-Inggris dan Eropa barat.
2. Rusia dengan Eropa Timur
3. Cina dengan Korea Utara
4. Indonesia dengan Amerika Latin, Afrika dan Asia Tenggara dan Selatan
Pecahnya Rusia dan Cina sudah disaksikan Aidit semenjak di Beijing pasca pelariannya akibat peristiwa Madiun. Soekarno pun sudah menyaksikannya. Jadi secara luas sebenarnya gerakan Komunisme Internasional sudah tidak ada. Sekalipun Cina dan Rusia berlaku seolah-olah tetap mesra di dunia internasional, sebenarnya hanyalah cara untuk menakuti barat supaya terkesan mereka bersatu dan siap saling membantu. Sebab perpecahan mereka tidak menguntungkan mereka tetapi hanya barat. Di sinilah akhirnya kita mengerti mengapa Soekarno-Aidit mendirikan menara ke-3 dalam dunia Gerakan Marxisme atau secara literaris yang resmi adalah Gerakan Sosialisme ala baru.
Untuk mempermudah konsep baru ini Aidit bertugas mengambil alih kepemimpinan di dalam PKI. Aidit menyingkirkan semua tokoh-tokoh tua dari kunci-kunci kepemimpinan PKI, mengubur peristiwa-peristiwa pertentangan lama demi membuat “lembaran baru”. Aidit berperan besar dalam menyingkirkan secara baik-baik semua seniornya termasuk sang legenda Alimin. Aidit menyingkirkan senior-seniornya dengan alasan trend ideologi Marxis baru atau dengan alasan beberapa senior sudah banyak yang elitis. Aidit juga bertugas mempersatukan semua organisasi dan partai berpaham Marxis dibawah PKI. Kita tahu partai Marxis religius seperti Masyumi, PSI, Murba, Pesindo dll pun akhirnya hilang sehingga anggota serta simpatisannya merapat pada PKI.
Kita tahu bahwa dari sejarah hampir semua generasi kemerdekaan menjadikan Marxisme bacaan wajib mereka sekalipun mereka menggunakan baju Islam, Nasionalisme, atau Komunisme. Penggunaan baju-baju itu lebih kepada cara menarik massa atau kepentingan politik ketimbang benar-benar pertentangan konsep ideologis karena Marxisme sendiri semenjak Sneevliet mengajarkannya di Indonesia maka Marxisme disebarkan oleh tokoh-tokoh Sarekat Islam dan Ulama Minang. Soekarno berhasil mendirikan Gerakan Non-Blok (GNB), gerakan ini menakuti barat, bahkan PBB, karena GNB menjadi menara baru dengan “standar-standar perdamaian baru”. Soekarno pun berhasil mendirikan Konferensi Asia-Afrika. Sampai detik ini warisan pendirian menara ke-3 masih berbekas di negara-negara bekas anggotanya terutama mereka yang membawa paham-paham sosialisme contohnya negara-negara Amerika Latin saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar