Kamis, 18 September 2014

Sejarah Kelistrikan

Ternyata Lampu Listrik Ada Sejak Zaman Mesir Kuno
Teori bahwa listrik dikenal dan digunakan dalam zaman kejayaan Eropa ternyata keliru, orang Mesirlah yang menemukannya tetapi orang eropa hanya mempopulerkan. Kunci untuk seluruh teori ini terletak beberapa ratus kilometer timur Mesir, di Irak. Ada beberapa pot aneh yang ditemukan. Beberapa kedap air berisi silinder tembaga, dilem ke dalam lubang dengan aspal. Di tengah silinder itu sebuah batang besi. Para penggali menemukan pot pertama pada tahun 1936 yakin: ini adalah elemen galvanik, baterai yang primitif. Rekonstruksi memang menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk menciptakan listrik dengan itu.
penemuan listrik
Namun misteri penemuan listrik mempunyai unsur lain sebagai kunci bagi tesis-elektro sebenarnya sesuatu yang hilang. Tidak satu pun dari ribuan makam di bawah tanah dan poros piramida ditemukan jejak tunggal jelaga, seperti yang dikatakan oleh penulis tesis-elektro, walaupun banyak dari makam ini sering penuh dengan lukisan berwarna-warni. Tetapi mereka tahu sumber penerangan orang primitif Mesir (lilin, lampu minyak dll) selalu meninggalkan jelaga dan menggunakan oksigen. Jadi bagaimana orang Mesir mendapatkan penerangan mereka? Beberapa rasionalis yang berdebat mengatakan dengan cermin, tapi kualitas tembaga pelat Mesir digunakan sebagai cermin tidak cukup baik untuk itu.
Fakta unik kembali ditemukan dalam kuil di Dendera, beberapa puluhan kilometer utara Luxor, beberapa ahli menemukan cahaya. Seorang insinyur listrik Norwegia melihat objek ditampilkan pada relief di bagian atas halaman ini bisa bekerja sebagai lampu. Seorang rekan Austria mampu membangun sebuah model kerja, dan dua penulis terkenal di AAS, Peter Krassa dan Rainer Habeck, bahkan bisa bekerja di luar teori yang nyata saat ini.
Apa yang kita lihat adalah sebuah pertanyaan tanpa jawaban tetang sebuah obyek berbentuk umbi, dengan dua tangan kedalamnya dekat ujung yang tebal, dan semacam kabel pada ujung yang lain. Seluruh rangkaian ini benar-benar terlihat seperti lampu. Apakah ini buktinya? Apakah orang Mesir Kuno telah mengenal dan menggunakan lampu listrik? Jika demikian, dari mana mereka mendapatkan ilmu itu? Apakah itu dari penemuan mereka sendiri, atau mereka mendapat bantuan?
Uraian Teknisnya;
Setelah dua potong bukti telah dieliminasi sekarang kita harus melihat lebih dekat pada obyek itu sendiri. Petunjuk “teknis”, uraian berikut menjelaskan ilmu pengetahuan Mesir tentang listrik. Buku ” Lights of the Pharaohs ” oleh penulis Austria Krassa & Habeck mereka menulis ringkasan tesis yang paling populer. Setelah membaca buku yang awam mungkin bertanya, mengapa Mesir Kuno membiarkan seperti sampah tentang sejarah Mesir, karena tampaknya sejarah Mesir benar-benar berbeda. Sebagian besar dari sejarah Mesir menurut penulis mengungkap penemuan bebas.
Mari kita lihat penjelasan berikut;
penemuan listrik
1. Priest
2. ionised fumes
3. electric discharge (snake)
4. Lamp socket (Lotos)
5. Cable (Lotos stem)
6. Air god
7. Isolator (Djed-Pillar)
8. Light bringer Thot with knifes
9. Symbol for “current”
10. Inverse polarity (Haarpolarität +)
11. Energy storage (electrostatic Generator?)
Atas dasar inilah insinyur gambar W. Garn membangun sebuah perangkat kerja yang benar-benar memberi kejelasan. Dalam buku Krassa / Habeck dia memberi sketsa (berdasarkan gambar di atas) dan deskripsi berikut:
lampu listrik
“If we evacuate a glass bulb with two metal parts reaching into it (B), (C), we can see a discharge at much lower levels, depending on the size of the glass balloon (D). At a pressure of about 40 t (tonnes) (40 mm of mercury) a snakelike light filament meanders from one metal part to the other (E). If we evacuate further, the light filament grows wider until it fills the whole glass balloon. This is exactly what we see in on the pictures in the subterranean chambers of the Hathor sanctuary.”
Ini adalah dasar dari interpretasi teknis. Kedengarannya logis, bisa dipahami. Anda mungkin telah memperhatikan bahwa saya menekankan kata “two” di komentar Garns. Mengapa? Karena “dua” adalah kata kunci. Secara “normal” lampu membutuhan dua elektroda untuk menghasilkan cahaya, bola lampu sederhana atau Garn-konstruksi.
Sejarah Listrik Nasional dan Perkembangannya
Listrik ada di alam sejak awal diciptakan bumi,namun beberapa tokoh meneliti dan sangat berjasa hingga ditemukannya listrik.
Dalam hal kelistrikan, memang banyak tokoh yang telah berpartisipasi. Sebut saja de Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Cersted, dan Andre Marie Ampere. Mereka ini dianggap “jago-jago” terbaik di bidang listrik. Namun, dari semua itu, orang tak boleh melupakan satu nama yang sangat berjasa dan dikenal sebagai perintis dalam meneliti tentang listrik dan magnet. Dialah Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris.Mihael faraday menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan “nenek moyang” dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini. Sejak penemuannya yang pertama pada tahun 1821, Michael Faraday si ilmuwan autodidak ini namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya dianggap sebagai pembuka jalan dalam bidang kelistrikan.
Sejarah PLN
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik.
Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Perkembangan PLN
setelah terbentuk menjadi persero di tahun 1992, PT. PLN (persero) memiliki beberapa aktifitas bisnis, antara lain:
1. Di bidang Pembangkitan listrik
Pada akhir tahun 2003 daya terpasang pembangkit PLN mencapai 21.425 MW yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kapasitas pembangkitan sesuai jenisnya adalah sebagai berikut :
– Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 3.184 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3.073 MW
– Pembangkit Llistrik Tenaga Uap (PLTU), 6.800 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), 1.748 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), 6.241 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), 380 MW
2. Di bidang Transmisi dan Distribusi Listrik
Di Jawa-Bali memiliki Sistem Interkoneksi Transmisi 500 kV dan 150 kV sedangkan di luar Jawa-Bali PLN menggunakan sistem Transmisi yang terpisah dengan tegangan 150 kV dan 70 kV.
Pada akhir tahun 2003, total panjang jaringan Transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV mencapai 25.989 kms, jaringan Distribusi 20 kV (JTM) sepanjang 230.593 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 301.692 kms.
Sistem Kontrol
Pengaturan daya dan beban Sistem Ketenagalistrikan di Jawa-Bali dan supervisi pengoperasian sistem 500 kV secara terpadu dilaksanakan oleh Load Dispatch Center / Pusat Pengatur Beban yang terletak di Gandul, Jakarta Selatan. Pengaturan operasi sistem 150 kV dilaksanakan oleh Area Control Center yang berada di bawah pengendalian Load Dispatch Center. Di Sistem Jawa-Bali terdapat 4 Area Control Center masing-masing di Region Jakarta dan Banten, Region Jawa Barat, Region Jawa Tengah & DI Yogyakarta dan Region Jawa Timur & Bali.
Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 13.000 pulau.
Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) telah mendirikan 6 Anak Perusahaan dan 1 Perusahaan Patungan yaitu :
* PT Indonesia Power; yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan
usaha-usaha lain yang terkait, yang berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan
nama PT PJB I dan baru tanggal 1 September 2000 namanya berubah menjadi
PT Indonesia Power.
* PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) ; bergerak di bidang pembangkitan tenaga
listrik dan usaha-usaha lainyang terkait dan berdiri tanggal 3 Oktober 1995
dengan nama PT PJB II dantanggal 22 September 2000, namanya berubah
menjadi PT PJB.
* Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam); yang bergerak dalam usaha
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Wilayah Pulau Batam,
didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
* PT Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi
didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
* PT Prima Layanan Nasional Enjiniring ( PT PLN Enjiniring), bergerak di bidang
Konsultan Enjiniring, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi Konstruksi, didirikan
pada tanggal 3 Oktober 2002.
* Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), bergerak dalam usaha
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan.
* Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN – PERTAMINA yang
bergerak di bidang Pembangkit Tenaga Listrik terutama yang menggunakan
energi Panas Bumi.
Sebagai Perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan dapat bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint Venture, menjual Saham dalam Bursa Efek, menerbitkan Obligasi dan kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Di samping itu, untuk mengantisipasi Otonomi Daerah, PLN juga telah membentuk Unit Bisnis Strategis berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.
Konsumsi listrik di Indonesia
Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari 216 negara yang ada dalam daftar.
Menurut koran Sindo hari Senin tanggal 9 Juni 2008 halaman 5, daftar konsumsi listrik perdaerah di Indonesia adalah (dalam satuan kWh/kapita):
1. Jakarta dan Tangerang: 1873.9
2. Sumatra Utara: 390.78
3. NAD: 206.06
4. Bali: 619.26
5. Sumatra Barat: 375.83
6. Jawa Tengah: 343.84
7. Kalimantan Selatan: 306.14
8. DIY: 398.77
9. Jawa Timur: 500.73
10. Sulawesi Selatan: 281.58
11. Sulawesi Utara: 290.78
12. Jawa Barat: 621.4
13. Banten: 1293.76
14. Maluku: 176.08
15. Kalimantan Timur: 461.7
16. Kalimantan Barat: 214.45
17. Bengkulu: 176.44
18. Bangka Belitung: 278.02
19. Sulawesi Tengah: 146.14
20. Sumatra Selatan: 256.45
21. Kalimantan Tengah: 195.87
22. Maluku Utara: 127.54
23. Lampung: 208.31
24. Gorontalo: 134.78
25. Sulawesi Tenggara: 120.22
26. Jambi: 213.91
27. Sulawesi Barat: 79.78
28. Riau: 274.21
29. NTB: 119.27
30. Papua: 180.11
31. NTT: 64.32
Rata-rata nasional: 352.59
data dari website PLN –>>di kutip dan dirangkai kembali oleh:de-electrical

Tidak ada komentar:

Posting Komentar