Ternyata Lampu Listrik Ada Sejak Zaman Mesir Kuno
1. Priest
2. ionised fumes
3. electric discharge (snake)
4. Lamp socket (Lotos)
5. Cable (Lotos stem)
6. Air god
7. Isolator (Djed-Pillar)
8. Light bringer Thot with knifes
9. Symbol for “current”
10. Inverse polarity (Haarpolarität +)
11. Energy storage (electrostatic Generator?)
Atas dasar inilah insinyur gambar W. Garn membangun sebuah perangkat kerja yang benar-benar memberi kejelasan. Dalam buku Krassa / Habeck dia memberi sketsa (berdasarkan gambar di atas) dan deskripsi berikut:
Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Perkembangan PLN
setelah terbentuk menjadi persero di tahun 1992, PT. PLN (persero) memiliki beberapa aktifitas bisnis, antara lain:
1. Di bidang Pembangkitan listrik
Pada akhir tahun 2003 daya terpasang pembangkit PLN mencapai 21.425 MW yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kapasitas pembangkitan sesuai jenisnya adalah sebagai berikut :
– Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 3.184 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3.073 MW
– Pembangkit Llistrik Tenaga Uap (PLTU), 6.800 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), 1.748 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), 6.241 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), 380 MW
2. Di bidang Transmisi dan Distribusi Listrik
Di Jawa-Bali memiliki Sistem Interkoneksi Transmisi 500 kV dan 150 kV sedangkan di luar Jawa-Bali PLN menggunakan sistem Transmisi yang terpisah dengan tegangan 150 kV dan 70 kV.
Pada akhir tahun 2003, total panjang jaringan Transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV mencapai 25.989 kms, jaringan Distribusi 20 kV (JTM) sepanjang 230.593 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 301.692 kms.
Sistem Kontrol
Pengaturan daya dan beban Sistem Ketenagalistrikan di Jawa-Bali dan supervisi pengoperasian sistem 500 kV secara terpadu dilaksanakan oleh Load Dispatch Center / Pusat Pengatur Beban yang terletak di Gandul, Jakarta Selatan. Pengaturan operasi sistem 150 kV dilaksanakan oleh Area Control Center yang berada di bawah pengendalian Load Dispatch Center. Di Sistem Jawa-Bali terdapat 4 Area Control Center masing-masing di Region Jakarta dan Banten, Region Jawa Barat, Region Jawa Tengah & DI Yogyakarta dan Region Jawa Timur & Bali.
Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 13.000 pulau.
Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) telah mendirikan 6 Anak Perusahaan dan 1 Perusahaan Patungan yaitu :
* PT Indonesia Power; yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan
usaha-usaha lain yang terkait, yang berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan
nama PT PJB I dan baru tanggal 1 September 2000 namanya berubah menjadi
PT Indonesia Power.
* PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) ; bergerak di bidang pembangkitan tenaga
listrik dan usaha-usaha lainyang terkait dan berdiri tanggal 3 Oktober 1995
dengan nama PT PJB II dantanggal 22 September 2000, namanya berubah
menjadi PT PJB.
* Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam); yang bergerak dalam usaha
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Wilayah Pulau Batam,
didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
* PT Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi
didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
* PT Prima Layanan Nasional Enjiniring ( PT PLN Enjiniring), bergerak di bidang
Konsultan Enjiniring, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi Konstruksi, didirikan
pada tanggal 3 Oktober 2002.
* Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), bergerak dalam usaha
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan.
* Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN – PERTAMINA yang
bergerak di bidang Pembangkit Tenaga Listrik terutama yang menggunakan
energi Panas Bumi.
Sebagai Perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan dapat bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint Venture, menjual Saham dalam Bursa Efek, menerbitkan Obligasi dan kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Di samping itu, untuk mengantisipasi Otonomi Daerah, PLN juga telah membentuk Unit Bisnis Strategis berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.
Konsumsi listrik di Indonesia
Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari 216 negara yang ada dalam daftar.
Menurut koran Sindo hari Senin tanggal 9 Juni 2008 halaman 5, daftar konsumsi listrik perdaerah di Indonesia adalah (dalam satuan kWh/kapita):
1. Jakarta dan Tangerang: 1873.9
2. Sumatra Utara: 390.78
3. NAD: 206.06
4. Bali: 619.26
5. Sumatra Barat: 375.83
6. Jawa Tengah: 343.84
7. Kalimantan Selatan: 306.14
8. DIY: 398.77
9. Jawa Timur: 500.73
10. Sulawesi Selatan: 281.58
11. Sulawesi Utara: 290.78
12. Jawa Barat: 621.4
13. Banten: 1293.76
14. Maluku: 176.08
15. Kalimantan Timur: 461.7
16. Kalimantan Barat: 214.45
17. Bengkulu: 176.44
18. Bangka Belitung: 278.02
19. Sulawesi Tengah: 146.14
20. Sumatra Selatan: 256.45
21. Kalimantan Tengah: 195.87
22. Maluku Utara: 127.54
23. Lampung: 208.31
24. Gorontalo: 134.78
25. Sulawesi Tenggara: 120.22
26. Jambi: 213.91
27. Sulawesi Barat: 79.78
28. Riau: 274.21
29. NTB: 119.27
30. Papua: 180.11
31. NTT: 64.32
Rata-rata nasional: 352.59
data dari website PLN –>>di kutip dan dirangkai kembali oleh:de-electrical
Teori bahwa listrik dikenal dan digunakan
dalam zaman kejayaan Eropa ternyata keliru, orang Mesirlah yang
menemukannya tetapi orang eropa hanya mempopulerkan. Kunci untuk seluruh
teori ini terletak beberapa ratus kilometer timur Mesir, di Irak. Ada
beberapa pot aneh yang ditemukan. Beberapa kedap air berisi silinder
tembaga, dilem ke dalam lubang dengan aspal. Di tengah silinder itu
sebuah batang besi. Para penggali menemukan pot pertama pada tahun 1936
yakin: ini adalah elemen galvanik, baterai yang primitif. Rekonstruksi
memang menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk menciptakan listrik dengan
itu.
Namun misteri penemuan listrik mempunyai
unsur lain sebagai kunci bagi tesis-elektro sebenarnya sesuatu yang
hilang. Tidak satu pun dari ribuan makam di bawah tanah dan poros
piramida ditemukan jejak tunggal jelaga, seperti yang dikatakan oleh
penulis tesis-elektro, walaupun banyak dari makam ini sering penuh
dengan lukisan berwarna-warni. Tetapi mereka tahu sumber penerangan
orang primitif Mesir (lilin, lampu minyak dll) selalu meninggalkan
jelaga dan menggunakan oksigen. Jadi bagaimana orang Mesir mendapatkan
penerangan mereka? Beberapa rasionalis yang berdebat mengatakan dengan
cermin, tapi kualitas tembaga pelat Mesir digunakan sebagai cermin tidak
cukup baik untuk itu.
Fakta unik
kembali ditemukan dalam kuil di Dendera, beberapa puluhan kilometer
utara Luxor, beberapa ahli menemukan cahaya. Seorang insinyur listrik
Norwegia melihat objek ditampilkan pada relief di bagian atas halaman
ini bisa bekerja sebagai lampu. Seorang rekan Austria mampu membangun
sebuah model kerja, dan dua penulis terkenal di AAS, Peter Krassa dan
Rainer Habeck, bahkan bisa bekerja di luar teori yang nyata saat ini.
Apa yang kita lihat adalah sebuah
pertanyaan tanpa jawaban tetang sebuah obyek berbentuk umbi, dengan dua
tangan kedalamnya dekat ujung yang tebal, dan semacam kabel pada ujung
yang lain. Seluruh rangkaian ini benar-benar terlihat seperti
lampu. Apakah ini buktinya? Apakah orang Mesir Kuno telah mengenal dan
menggunakan lampu listrik? Jika demikian, dari mana mereka mendapatkan
ilmu itu? Apakah itu dari penemuan mereka sendiri, atau mereka mendapat
bantuan?
Uraian Teknisnya;
Setelah dua potong bukti telah
dieliminasi sekarang kita harus melihat lebih dekat pada obyek itu
sendiri. Petunjuk “teknis”, uraian berikut menjelaskan ilmu pengetahuan
Mesir tentang listrik. Buku ” Lights of the Pharaohs ” oleh penulis
Austria Krassa & Habeck mereka menulis ringkasan tesis yang paling
populer. Setelah membaca buku yang awam mungkin bertanya, mengapa Mesir
Kuno membiarkan seperti sampah tentang sejarah Mesir, karena tampaknya
sejarah Mesir benar-benar berbeda. Sebagian besar dari sejarah Mesir
menurut penulis mengungkap penemuan bebas.
Mari kita lihat penjelasan berikut;
Mari kita lihat penjelasan berikut;
1. Priest
2. ionised fumes
3. electric discharge (snake)
4. Lamp socket (Lotos)
5. Cable (Lotos stem)
6. Air god
7. Isolator (Djed-Pillar)
8. Light bringer Thot with knifes
9. Symbol for “current”
10. Inverse polarity (Haarpolarität +)
11. Energy storage (electrostatic Generator?)
Atas dasar inilah insinyur gambar W. Garn membangun sebuah perangkat kerja yang benar-benar memberi kejelasan. Dalam buku Krassa / Habeck dia memberi sketsa (berdasarkan gambar di atas) dan deskripsi berikut:
“If we evacuate a glass bulb with two metal parts reaching into it (B), (C), we can see a discharge at much lower levels, depending on the size of the glass balloon (D). At a pressure of about 40 t (tonnes) (40 mm of mercury) a snakelike light filament meanders from one metal part to the other (E). If we evacuate further, the light filament grows wider until it fills the whole glass balloon. This is exactly what we see in on the pictures in the subterranean chambers of the Hathor sanctuary.”
Ini adalah dasar dari interpretasi
teknis. Kedengarannya logis, bisa dipahami. Anda mungkin telah
memperhatikan bahwa saya menekankan kata “two” di komentar Garns.
Mengapa? Karena “dua” adalah kata kunci. Secara “normal” lampu
membutuhan dua elektroda untuk menghasilkan cahaya, bola lampu sederhana
atau Garn-konstruksi.
Sejarah Listrik Nasional dan Perkembangannya
Listrik ada di alam sejak awal diciptakan bumi,namun beberapa tokoh meneliti dan sangat berjasa hingga ditemukannya listrik.
Dalam hal kelistrikan, memang banyak
tokoh yang telah berpartisipasi. Sebut saja de Coulomb, Alesandro Volta,
Hans C. Cersted, dan Andre Marie Ampere. Mereka ini dianggap
“jago-jago” terbaik di bidang listrik. Namun, dari semua itu, orang tak
boleh melupakan satu nama yang sangat berjasa dan dikenal sebagai
perintis dalam meneliti tentang listrik dan magnet. Dialah Michael
Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris.Mihael faraday menemukan motor
listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk
membuat sesuatu benda bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday
ini merupakan “nenek moyang” dari semua motor listrik yang digunakan
dunia sekarang ini. Sejak penemuannya yang pertama pada tahun 1821,
Michael Faraday si ilmuwan autodidak ini namanya mulai terkenal. Hasil
penemuannya dianggap sebagai pembuka jalan dalam bidang kelistrikan.
Sejarah PLN
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19,
ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik
untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang
menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta
Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas
ke bidang tenaga listrik.Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Perkembangan PLN
setelah terbentuk menjadi persero di tahun 1992, PT. PLN (persero) memiliki beberapa aktifitas bisnis, antara lain:
1. Di bidang Pembangkitan listrik
Pada akhir tahun 2003 daya terpasang pembangkit PLN mencapai 21.425 MW yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kapasitas pembangkitan sesuai jenisnya adalah sebagai berikut :
– Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 3.184 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3.073 MW
– Pembangkit Llistrik Tenaga Uap (PLTU), 6.800 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), 1.748 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), 6.241 MW
– Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), 380 MW
2. Di bidang Transmisi dan Distribusi Listrik
Di Jawa-Bali memiliki Sistem Interkoneksi Transmisi 500 kV dan 150 kV sedangkan di luar Jawa-Bali PLN menggunakan sistem Transmisi yang terpisah dengan tegangan 150 kV dan 70 kV.
Pada akhir tahun 2003, total panjang jaringan Transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV mencapai 25.989 kms, jaringan Distribusi 20 kV (JTM) sepanjang 230.593 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 301.692 kms.
Sistem Kontrol
Pengaturan daya dan beban Sistem Ketenagalistrikan di Jawa-Bali dan supervisi pengoperasian sistem 500 kV secara terpadu dilaksanakan oleh Load Dispatch Center / Pusat Pengatur Beban yang terletak di Gandul, Jakarta Selatan. Pengaturan operasi sistem 150 kV dilaksanakan oleh Area Control Center yang berada di bawah pengendalian Load Dispatch Center. Di Sistem Jawa-Bali terdapat 4 Area Control Center masing-masing di Region Jakarta dan Banten, Region Jawa Barat, Region Jawa Tengah & DI Yogyakarta dan Region Jawa Timur & Bali.
Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 13.000 pulau.
Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) telah mendirikan 6 Anak Perusahaan dan 1 Perusahaan Patungan yaitu :
* PT Indonesia Power; yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan
usaha-usaha lain yang terkait, yang berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan
nama PT PJB I dan baru tanggal 1 September 2000 namanya berubah menjadi
PT Indonesia Power.
* PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) ; bergerak di bidang pembangkitan tenaga
listrik dan usaha-usaha lainyang terkait dan berdiri tanggal 3 Oktober 1995
dengan nama PT PJB II dantanggal 22 September 2000, namanya berubah
menjadi PT PJB.
* Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam); yang bergerak dalam usaha
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Wilayah Pulau Batam,
didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
* PT Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi
didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
* PT Prima Layanan Nasional Enjiniring ( PT PLN Enjiniring), bergerak di bidang
Konsultan Enjiniring, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi Konstruksi, didirikan
pada tanggal 3 Oktober 2002.
* Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), bergerak dalam usaha
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan.
* Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN – PERTAMINA yang
bergerak di bidang Pembangkit Tenaga Listrik terutama yang menggunakan
energi Panas Bumi.
Sebagai Perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan dapat bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint Venture, menjual Saham dalam Bursa Efek, menerbitkan Obligasi dan kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Di samping itu, untuk mengantisipasi Otonomi Daerah, PLN juga telah membentuk Unit Bisnis Strategis berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.
Konsumsi listrik di Indonesia
Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari 216 negara yang ada dalam daftar.
Menurut koran Sindo hari Senin tanggal 9 Juni 2008 halaman 5, daftar konsumsi listrik perdaerah di Indonesia adalah (dalam satuan kWh/kapita):
1. Jakarta dan Tangerang: 1873.9
2. Sumatra Utara: 390.78
3. NAD: 206.06
4. Bali: 619.26
5. Sumatra Barat: 375.83
6. Jawa Tengah: 343.84
7. Kalimantan Selatan: 306.14
8. DIY: 398.77
9. Jawa Timur: 500.73
10. Sulawesi Selatan: 281.58
11. Sulawesi Utara: 290.78
12. Jawa Barat: 621.4
13. Banten: 1293.76
14. Maluku: 176.08
15. Kalimantan Timur: 461.7
16. Kalimantan Barat: 214.45
17. Bengkulu: 176.44
18. Bangka Belitung: 278.02
19. Sulawesi Tengah: 146.14
20. Sumatra Selatan: 256.45
21. Kalimantan Tengah: 195.87
22. Maluku Utara: 127.54
23. Lampung: 208.31
24. Gorontalo: 134.78
25. Sulawesi Tenggara: 120.22
26. Jambi: 213.91
27. Sulawesi Barat: 79.78
28. Riau: 274.21
29. NTB: 119.27
30. Papua: 180.11
31. NTT: 64.32
Rata-rata nasional: 352.59
data dari website PLN –>>di kutip dan dirangkai kembali oleh:de-electrical
Tidak ada komentar:
Posting Komentar