Kamis, 18 September 2014

Sejarah Kue Bulan

Bagi etnis Tionghoa atau masyarakat keturunan rakyat China, kue bulan tentunya sudah bukan hal yang asing lagi. Di negeri asalnya, China, moon cake festival atau perayaan kue bulan menjadi perayaan yang istimewa dalam menyambut musim gugur. Dalam tradisi rakyat China atau Tionghoa, seluruh keluarga besar akan berkumpul guna menyantap kue bulan untuk merayakan festival kue bulan yang jatuh setiap bulan penuh atau bulan purnama. Biasanya anggota keluarga yang terpisah beberapa saat dengan keluarga, akan kembali berkumpul dengan keluarga besarnya. Oleh karena itu, perayaan kue bulan ini menjadi hari raya masyarakat China kedua terbesar setelah hari raya Imlek.

Tradisi kue bulan ini pun menyebar ke seluruh penjuru dunia, dan dirayakan oleh seluruh penduduk keturunan Tionghoa, termasuk di Indonesia. Pada tahun 2012 lalu, festival kue bulan jatuh pada tanggal 30 September. Lalu pada tahun ini, festival kue bulan akan dirayakan pada tanggal 19 September

Namun, apakah kalian tahu dari mana kue bulan ini berasal? Bagaimana sejarah munculnya tradisi perayaan kue bulan ini?

Asal Usul Kue Bulan
Festival kue bulan, atau dalam Bahasa Mandarin adalah Festival Zhong Qiu Jie, merupakan hari suka cita yang dilambangkan dengan kehadiran bulan purnama penuh. Berdasarkan perhitungan kalender lunar China (Imlek), festival ini jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8. Menurut rakyat China, pada tanggal ini adalah suatu masa dimana bulan paling dekat dengan bumi, berdampingan dengan batas langit dan bersinar kemerahan, yang melambangkan bersatunya pria (matahari) dengan wanita (bulan), seperti Yin dan Yang dalam tradisi China.

Tradisi ini muncul pertama kali pada masa Dinasti Xia dan Dinasti Shang. Tradisi ini merupakan tradisi masyarakat China yang bersifat ritual, namun ritual ini baru popular ketika masa Dinasti Tang. Ritual ini berasal dari masyarakat pertanian China, dimana mereka meminta kepada Dewa Bumi agar diberi musim dan panen yang baik.

Di akhir masa panen, yaitu sekitar pertengahan bulan ke-8, para petani tersebut akan melakukan pemujaan kepada para Dewa yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah. Pemujaan tersebut berupa rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada para Dewa. Banyak yang percaya bahwa Festival Pertengahan Musim Gugur atau Festical Kue Bulan berasal dari sini.

Selain itu, masih ada legenda lain menyangkut festival kue bulan ini. Konon, pada jaman dahulu kala, bumi memiliki 10 matahari dan membuat rakyat kekeringan dan menderita. Lalu seorang pemanah bernama Hou Yi, pergi untuk memanah 9 buah matahari sehingga yang tersisa hanya tinggal 1 matahari. Hou Yi pun dianggap menjadi pahlawan dan diangkat menjadi Raja di China.

Suatu hari, Hou Yi pergi ke pegunungan Kun Lun untuk bertemu dengan ratu Xi Wang Mu. Sang ratu pun memberikannya obat mujarab yang mampu membuat orang terbang ke langit dan menjadi dewa. Hou Yi pun menitipkan obat tersebut kepada istrinya yang bernama Chang’E. Seorang pegawai istana yang bernama Peng Meng, ternyata menyadari fungsi dan adanya obat tersebut sehingga berniat untuk mencuri obat tersebut.

Suatu hari saat Hou Yi sedang keluar istana, Peng Meng pun menyusup ke dalam kamar Hou Yi dan memaksa Chang’E untuk menyerahkan obat tersebut. Chang’E yang menyadari bahwa ia bukanlah lawan yang sepadan untuk Peng Meng, segera memakan obat tersebut dan melarikan diri.

Tiba-tiba Chang’E merasa tubuhnya menjadi sangat ringan dan kemudian terbang ke angkasa. Selagi mengkhawatirkan suaminya, Chang’E sudah mendarat di bulan, benda langit terdekat dengan bumi. Saat Hou Yi pulang, ia pun sangat sedih setelah mengetahui apa yang terjadi. Hou Yi lalu membuat sebuah altar untuk mengenang istrinya, Chang’E yang sudah menjadi Dewi Bulan. Di sana ia meletakkan makanan kesukaan Chang’E dan buah-buahan segar sebagai bentuk persembahan kepada istrinya di bulan. Konon, kecantikan Chang’E akan sangat terlihat dari bumi pada waktu bulan dalam keadaan paling penuh dan paling terang.

Inilah yang menjadi asal-usul dari masyarakat China kuno yang mulai mempersembahkan makanan dan buah-buahan kepada Dewi Bulan, salah satunya adalah Kue Bulan yang terkenal.Berikut adalah jenis-jenis isi kue bulan

Jenis-jenis Isi Kue Bulan
Lotus seed paste (lian rong).
Lotus seed paste, kue ini dianggap paling mewah, paling berharga dan paling lezat. Di beberapa tempat, karena tingginya harga lotus seed paste yang jarang terdapat, maka kadang juga digunakan white kidney bean sebagai bahan tambahan pengisi.

Sweet bean paste (dou sha, sering dilafalkan tau sa di Indonesia)Sweet bean paste, kue ini paling banyak terbuat dari azuki beans, sehingga dikenal dengan nama red bean paste. Tapi di beberapa tempat lain terbuat dari Mung bean atau black bean. Ini juga banyak terdapat di Indonesia, yang dibilang isi “tau sa” biasanya berwarna hitam.

Jujube pasteJujube paste, kue ini berbentuk pasta yang manis, terbuat dari buah yang masak dari tumbuhan jujube. Warna dari pasta ini biasanya merah gelap, sedikit asam, ada aksen rasa seperti diasap. Kadang bisa dibingungkan antara jujube paste dan red bean paste. Isi jujube paste ini hampir-hampir tidak pernah dijumpai di Indonesia, karena tidak populer sama sekali.

Five kernelFive kernel, kue ini berisi 5 macam kacang-kacangan dan biji-bijian yang dicincang kasar, dan direkatkan satu sama lain dalam mooncake dengan maltose syrup.

Jenis-jenis Kulit Kue Bulan
ChewyChewy, kue inilah yang sekarang paling populer di mana-mana dan banyak dijumpai di seluruh dunia. Seperti nampak dalam foto-foto di atas, seperti inilah kulit mooncake yang disebut dengan chewy ini, yang paling banyak disukai dan sudah menembus lintas batas benua. Terbuat dari bahan-bahan sirup gula kental, lye water, tepung dan minyak.

FlakyFlaky, jenis yang ini lebih dikenal dengan nama Suzhou-style mooncake. Adonan kulitnya dibuat dengan menggulung adonan yang terdiri dari minyak dan tepung. Rasa dan tekstur hampir sama dengan model pastry barat atau puff pastry.

TenderTender, jenis kue ini ada di beberapa provinsi di China dan beberapa tempat di Taiwan.

Jenis-jenis Kue Bulan / Mooncake Style lainnya:

Cantonese - style mooncakeCantonese-style mooncake ini yang paling mendunia, berasal dari provinsi Guangdong, dan di tempat asalnya terdapat lebih dari 200 variasi.

Suzhou - style mooncakeSuzhou-style mooncake bermula dari ribuan tahun lalu, campuran yang royal dari lemak binatang dan gula serta tepung. Model yang ini banyak juga terdapat di Indonesia.

Beijing - sytle mooncakeBeijing-sytle mooncake ada 2 variasi, yang satu disebut dengan di qiang, yang lebih mirip dengan Suzhou style. Dan satu lagi disebut dengan fan mao, di mana rasanya cenderung lebih flaky.

Chaoshan (Tiociu)- style mooncakeChaoshan (Tiociu)- style mooncake ini juga flaky tapi lebih memiliki diameter yang lebih besar daripada Cantonese-style, tapi lebih tipis. Aroma lemak yang digunakan akan lebih kuat untuk style ini.

Ningbo - style mooncakeNingbo-style mooncake lebih khusus di provinsi Zhejiang, rasa lebih cenderung ke asin dan spicy.

Yunnan - style mooncakeYunnan-style mooncake ini rasanya Cenderung lebih manis.

Mooncake ModernMooncake Modern, untuk jenis kue yang satu ini sekarang sudah banyak bervariasi, ada yang dari agar-agar, ada yang dari ketan/glutinous rice, ada yang isinya keju, chicken floss (abon ayam), tiramisu, bahkan ice cream, coffee, dan lain-lain. (MRO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar