Kamis, 18 September 2014

Sejarah Lampu Di Dunia

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt.Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.

Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri.

Sejarah lampu Pijar dan Penemu Pertama

Edison mematenkan penemuannya pada 1879. Ide lampu sebenarnya sudah berusia 70 tahun sebelum Edison mematenkannya. Sir Humpry Davy adalah orang pertama yang mendemonstrasikan dua batang karbon yang memercikkan cahaya. Hanya saja, cahaya yang dihasilkan terlalu terang, seperti percikan cahaya saat mengelas besi. Selain itu, lampu ini membutuhkan sumber listrik yang terlalu besar. Lampu Davy masih bisa Anda lihat saat ini di konser musik atau pembukaan toko baru yang meriah.

Kompetisi Menemukan Lampu

Banyak ilmuwan tertarik pada penemuan Davy. Mereka berusaha memecah cahaya yang terlalu terang itu. Salah satu caranya adalah dengan mengalirkannya melalui suatu material. Hanya saja, material tersebut akan termakan oleh listrik yang berpijar. Untuk mengatasinya maka perlu membatasi kontak antara listrik pijar dengan oksigen. Di situlah muncul ide untuk mengurungnya dalam bola.



Pada 1841, Frederick DeMoleyns mematenkan bohlam yang terbuat dari campuran platina dan karbon. Empat tahun berikutnya, J.W. Starr mematenkan bohlam vakum dengan bahan pembakar karbon. Kemudian, banyak orang berusaha memvakum bohlam menggunakan material lain, kadang dengan bentuk yang berbeda. Penemuan mereka berhasil di laboratorium tetapi tidak bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.



Pada 1878, Thomas Alva Edison bergabung dalam kompetisi pembuatan bohlam yang efektif dan efisien. Sebelumnya, Edison sudah terkenal sebagai penemu telegraf dan fonograf. Pada Oktober, dia mengumumkan bahwa dia sudah mampu mengatasi permasalahan bohlam.
Pengumuman itu terlalu dini, Edison memang sudah punya gagasannya, tetapi dia belum sempat menyempurnakannya. Bicara memang lebih mudah ketimbang melakukannya. Itulah yang terjadi. Dalam usaha menyempurnakan gagasannya, Edison gagal terus.
Francis Upton
Edison mengajak Francis Upton, dari Universitas Princeton, bergabung dalam penelitiannya. Mereka mulai mendaftar percobaan gagal yang dilakukan orang lain dan menghindari cara-cara tersebut. Mereka juga mendaftar sifat-sifat material yang telah digunakan dan mencari material yang tepat. Mereka menemukan bahwa pembakar yang tepat adalah material yang memiliki hambatan besar. Material dengan hambatan besar tidak menghabiskan banyak listrik. Mereka mulai menyeleksi semua material yang memiliki hambatan besar.
Bohlam Pertama
Pada Oktober 1879, setahun setelah pengumuman gagasannya, Edison menggunakan kapas yang dikarbonasi sebagai pembakar. Lampu itu menyala, tetapi hanya mampu bertahan 13 jam. Itulah lampu yang diklaim sebagai bohlam pertama.
Dalam pengembangannya, Edison menemukan bahwa bambu Jepang yang dikarbonasi merupakan material yang paling tepat sebagai pembakar. Material ini kemudian dikenal sebagai filamen. Bohlam yang menggunakan filamen bertahan sampai 600 jam.
Jawaban "Thomas Alva Edison" sebagai penemu bohlam tidak sepenuhnya tepat karena sudah banyak orang yang menemukan bohlam. Hanya saja, Edison menemukan bohlam yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsumsi listrik yang efisien.

          
                                                                    
              A                                                 B

                               




                    C

 
Gambar : A.  Lampu pertama percobaan Joseph Wilson Swan
                 B.  Lampu pertama percobaan Swan
                 C. Lampu Pijar komersial pertama"Edison-Swan Lamps"
Lampu-lampu pertama Edison muncul di pasaran adalah yang disebut "Edison-Swan Lamps" (kadang-kadang juga disingkat "EdiSwan"). Kemudian, tidak tahu kenapa, nama Swan secara berangsur-angsur terlupakan dan sekarang Edison yang terkenal sebagai penemu bola lampu pijar.
Ada banyak penemuan Edison selama tahun 1883, di antaranya yang populer adalah "Efek Edison" (Edson's Effect) dan itu menjadi dasar dari seluruh teknik radio modern.
Efek Edison
Edison mengungkapkan bahwa jika sebuah plat metal diletakkan dekat filamen dan dihubungkan ke terminal postif baterai, arus listrik akan mengalir antara filamen dan plat itu.
Pada saat itu, alasannya sulit untuk dipahami, seperti tidak adanya arus listrik yang mengalir pada satu kondisi.
Faktanya, arus listrik berhenti mengalir ketika polaritas baterai diubah yang meninggalkan ketidakjelasan akan penemuan Edison tersebut. Meskipun naluri Edison untuk memperoleh profit tak terpatahkan dan memiliki intuisi yang tajam, Edison gagal menerapkan efek yang telah dia temukan.
Dioda Vakum Fleming dengan elektroda tambahan "anoda" dalam bentuk silinder mengelilingi  filamen.
Efek seperti yang diungkapkan oleh edison diterapkan dalam bidang keteknikan terutama listrik setelah lebih dari 20 tahun kemudian.
Pada tahun 1904, masih berdasar pada efek edison, Fisikawan Inggris bernama John Ambrose Fleming mendesain dan mematenkan lampu radio pertama di dunia yang disebut "Radio Valve" atau "Termionic Diode" yang didesain untuk konversi arus bolak-balik ke arus serarah dan untuk deteksi sinyal radio.
Dioda Fleming yang menjadi dasar kontruksi Bola Lampu Pijar
Banyak penemu-penemu mencoba untuk mendesain dioda Fleming dengan lebih sempurna untuk pendeteksian kualitas yang lebih tinggi pada sinyal-sinyal radio dan komunikasi tanpa kabel dan kemudian berusaha menerapkannya untuk perbaikan arus bolak balik daya tinggi.
Ini bisa dilihat pada gambar terkahir bahwa diode ini berbeda dengan lampu pijar, yang menggunakan filamen spiral dengan adanya penambahan sebuah flat ("anoda").
Akan tetapi penemuan Fleming ini kemudian menjadi dasar kontruksi dari sebuah Lampu Pijar.

1 komentar: